Rabu, 14 Januari 2015

suwe ra ketemu

kawan... mungkin kita akan mengadakan kumpul2 lagi insya allah  tanggal 25 januari hari minggu jam dan tempat menyusul soalnya tergantung yang narik arisan ...hasan dan debby

Selasa, 18 Januari 2011

duka cita

Duka cita

oleh Cak Sabar pada 22 September 2010 jam 16:22



Kawan... satu lagi teman kita, sahabat kita telah pergi meninggalkan kita semua untuk menghadap Tuhannya. Bin Irawati, seperti juga Dyah Andrijani adalah orang2 yang pendiam tidak banyak omong, typikal orang keibuan, tapi kalau sudah ngomong, ramai juga.

sedikit saya bercerita tentang teman kita ini, saya sebetulnya tidak pernah sekalipun satu kelas dengan Bin Irawati, tetapi saya hafal wajahnya karena Bin dekat dengan Pipin teman saya.

Kedekatan saya dengan Bin justru terjadi setelah Bin pindah ke Kutisari, Awalnya sebut saja keluarga Bp Samsudin Tjais pindah dari ketabang ke kutisari tahun 1991, setelah beberapa tahun bapak ini meninggal dunia, dan diantara anak anaknya yang didekat jenazah ada wajah yang saya kenal betul, tetapi saya tidak berani menyapa karena waktu smp tidak pernah sekalipun omong atau tegur sapa.

Beberapa hari kemudian baru saya bisa omong omong dan Bin bercerita kalau dia anak smpn 6 dan dirumah itu dia adalah menantu dari Bp syamsudin Tjais.

Setelah lulus smpn 6 dia melanjutkan ke SPGN dengan teman antara lain Enni sudiasih, Trisnaning, Astuti, Mad Solikin, Yanuar dan Musta'in. yang kesemuanya itu telah menjadi guru, baik SD atau SMP. dan Bin sendiri pernah menjadi guru SD didaerah Kangean atau sapudi madura, karena jauh dia tidak melanjutkan pekerjaannya dan pindah ke swasta dan sampai terakhirnya dia adalah ibu rumah tangga biasa.

Dan yang menjadi kejengkelan saya adalah halal bihalal kemarin. Biasanya tiap kali ada acara Pandut, sekretariat selalu mengeluarkan undangan cetak, tetapi undangannya tahun ini hanya lewat FB dan SMS, padahal biasanya sayalah yang mengantarkan undangan untuk Bin Irawati, sehingga saya tidak tahu kalau teman kita ini memendam sakit. bahkan yang terakhir sempat ketemu adalah enni sudiasih, karena setelah pulang halal bihalal dia sempat mampir kerumahnya.

Bin...selamat jalan semoga arwahmu diterima disisi Allah, diampunkan segala dosa dosamu sesuai amal perbuatanmu dan yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan utamanya anak anaknya, dan kita semuapun akan menyusulmu...entah kapan....(bar)

· · Bagikan · Hapus

Rabu, 12 Januari 2011

supandi

Supandi dan Amnesia yang Dialaminya

oleh Son Andries pada 03 Januari 2011 jam 17:50
Di kamar kos di Surabaya.

BAYANGKAN kita tiba-tiba terbangun di suatu tempat yang orang-orangnya tidak kita kenal. Banyak orang lalu-lalang di sekitar kita, besar-kecil, tua-muda, laki-laki dan perempuan, tapi tak ada satupun yang kita kenal dan (dalam pikiran kita) mereka pun tidak mengenal kita. Sesekali mereka mengajak kita bersalaman, bicara ini-itu, menceritakan kisah yang tidak masuk akal sebab kita tidak memiliki memori tentang kisah-kisah itu. Dalam kondisi seperti ini siapapun akan merasa sangat kesepian, terasing, dan -boleh jadi- ketakutan.

Saya membayangkan seperti itulah yang dialami kawan kita, Supandi Hariyanto, sekitar awal bulan Desember 2010. Saya tidak tahu persis bagaimana awal-mula kejadiannya, saya cuma mendengar cerita itu dari Sabar. Menurut Sabar, Pandi saat ini berada di rumah sakit di Bangkalan Madura karena stroke. Mendengar kata stroke, imajinasi saya langsung mengarah pada penyumbatan pembuluh darah otak yang bisa membuat penderitanya lumpuh kaki, lengan, separuh wajah/badan, bahkan meninggal dunia jika tidak cepat ditolong.

Untungnya cerita itu salah, Pandi bukan terkena stroke tetapi kehilangan sebagian memorinya atau amnesia. Pandi bahkan, secara fisik kondisinya lumayan bagus. Toh amnesia itu tetap suatu yang sangat mengkhawatirkan, karena Pandi bahkan tidak ingat pada anak, istri, dan teman-temannya.

Sebenarnya amnesia ini kejadian yang lumrah pada kasus trauma kepala. Misalnya pada orang yang mengalami kecelakaan, mereka sering lupa bagaimana persisnya kejadian yang dialaminya. Tapi amnesia jenis ini hanya terjadi pada memori jangke pendek, artinya hanya memori seputar terjadinya kecelakaan yang hilang, sementara memori jangka panjang tetap utuh, misalnya siapa namanya, di mana rumahnya, siapa nama istrinya, dst.

Memori jangka panjang bisa hilang/tidak utuh jika trauma yang dialami sangat berat. Pada kasus ini sebagian memori memang masih ada, tetapi penderita tidak bisa menghubungkan antara kejadian yang satu dengan kejadian lain. Karena itu biasanya omongan mereka ngelantur. Saya tahu masalah ini karena teman saya mengalami trauma berat seperti itu.

Kembali ke cerita tentang Supandi. Belakangan saya tahu dari Pandi sendiri bahwa ia bukan (belum) terkana stroke, tetapi tekanan darahnya mendadak naik sangat tinggi, diikuti dengan migraine dan vertigo. Menurut dokter, rangkaian kejadian itulah yang membuat memorinya hilang sementara, tapi Pandi masih beruntung. Dan lebih beruntung lagi karena amnesia itu hanya berlangsung sementara, sekitar satu minggu.

Pada saat Sabar datang ke rumah Pandi untuk pertama kalinya tanggal 18 Desember lalu, amnesia itu masih ada. Jadi Pandi tidak bisa mengenali Sabar yang datang berombongan bersama Susi, Edi Agus, Anik, dan Ani. Saat itu karena kondisinya mmasih belum baik, istri Pandi yang banyak bercertita kepada mereka. (Sabar sudah menceritakan sendiri pertemuannya itu lengkap dengan fotonya)

Seminggu kemudian, tepatnya tanggal 24 Desember, Sabar, kali ini bersama Heri Kustono dan keluarga, kembali datang ke rumah Pandi. Saat itu ingatan Pandi sudah kembali sehingga bisa mengenali mereka dan bercerita seputar penyakitnya.

Ke Surabaya

Tanggal 28, giliran saya yang mengajak Sabar menengok Pandi. Mumpung sedang di Surabaya pikir saya. Saya kira itu juga yang dipikirkan Heri yang sudah lama tinggal di Bandung. Saya dan Sabar berangkat bersama Kakung dan Yoyok. Yoyok adalah teman saya, Kakung, dan Pandi sewaktu kami di SMAN 4 dulu. Sabar sendiri –tanpa ada yang mengangkat- menjadi penunjuk jalan ke rumah Pandi di Bangkalan yang memang susah dicapai jika tidak pernah ke sana.

Di depan rumah Pandi di Bangkalan.
Pukul 12.30 kami sudah melaju di atas jembatan Suramadu, dan sampai di rumah Pandi pukul 13.00. Sial.. tenyata Pandi tidak ada di rumah, kami cuma di temui Deni putra ke-2 Pandi, sementara Akbar putera pertamanya sedang tidur di dalam. Menurut Deni, Bapaknya kemarin bersama ibu dan adiknya yang paling kecil (Pandi memilik 3 anak laki-laki) pergi ke Surabaya. Di depan rumahnya di Bangkalan, kami cuma bisa bertelepon dengan Pandi dan istrinya di Surabaya.

Baru besok siangnya, tanggal 29 Desember, saya bisa bertemu dengan Pandi. Saya kali ini bersama Sabar dan Agres, sementara Yoyok dan Kakung tidak ikut. Yoyok harus kembali ke Malang untuk bekerja, sedangkan Kakung waktu di telefon di rumahnya, pergi entah kemana.

Kami bertemu Pandi di tepmat kos istrinya di daerah Pakis Gunung Surabaya. Rupanya selama di Surabaya, Pandi tinggal di tempat kos istrinya. Istri Pandi sendiri bekerja di Surabaya sejak dua bulan yang lalu, sehingga mesti bolak-balik Bangkalan-Surabaya. Setelah bertanya beberapa kali sampailah kami di tempat tinggal Pandi.

Saat itulah baru saya melihat kondisi Pandi dengan mata kepala sendiri. Terus terang saya lega, karena kondisi fisik Pandi jauh lebih baik dari yang saya bayangkan sebelumnya. Bahkan Pandi sendiri yang menjemput kami di pinggir jalan. Tubuhnya memang kurus tapi selebihnya dia tetap seperti Pandi yang terakhir kami kenal. Kami terkahir bertemu pandi pada halal-bihalal di Hotel Sahid Surabaya sekitar Lebaran tahun lalu.

Saya, Agres, dan Sabar diajak ke dalam kamar kos yang ukurannya kecil saja tapi sangat bersih. Ada rice cooker, dispenser air dan televisi kecil (saja jadi ingat kamar kos saya sendiri di Jakarta). Foto istri Pandi seukuran kartu pos tergantung di dinding di bawah tulisan kaligrafi.

Di sanalah kami berbicara, sebagian besar tentang penyakit yang dialaminya dan urusan pekerjaannya di Dinas Perindustrian. Pandi ditemani anaknya yang terkecil karena istrinya telah berangkat kerja waktu kami datang. Menurut Pandi, setiap hari istrinya berangkat bekerja pukul 13.00 dan pulang pukul 21.00.

Istrinya sengaja mengajak Pandi ke Surabaya untuk kontrol di RSAL (Rumah Sakit Angkatan Laut). Jika hasil pemeriksaan laboratorium baik, artinya tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan, Pandi akan kembali ke Bangkalan esok hari. Pandi berangkat ke Surabaya Hari Senin, dan kami datang ke tampat kosnya hari Rabu. Hari Kamis rencananya Pandi balik ke Bangkalan.

Sekitar pukul 14.30, setelah sejam bertemu kami pemit pulang. Sejak saat itu hingga sekarang kami tidak tahu lagi bagaimana perkembangan kesehatan Pandi, mudah-mudahan ia makin sehat dan menjalani semua nasihat dokter dengan disiplin. Mau gimana lagi coba? (son andries)

· · Bagikan

    • Yoyok Triwibowo Semoga supandi cepet sehat kembali...
      03 Januari jam 18:05 ·
    • Arif Er Rachman kecele aku... sampai kalimat akhir aku gak ketemu GIGI nya ha ha ha... kupikir manager, kru, sopir atau apa GiGi gitu...
      03 Januari jam 18:14 ·
    • Son Andries ‎@SUkab: iki konco SMP/SMA kab.
      Gimana kabar Ning? Sdh punya anak brp? 3?
      03 Januari jam 18:15 ·
    • Arif Er Rachman ‎3? emang setiap bulan beranak...?
      03 Januari jam 18:16 ·
    • Anick Mandalawati Semoga cpt sembuh Pandi dan dpt beraktivitas lg........ Cak Pandi ojo lali rokok e di STOP !!!
      03 Januari jam 18:24 melalui Facebook Seluler · · 1 orangMemuat...
    • Suharijanto Hari wah critone iso runtut, koyo moco novel... syukur alhamdulillah kalo sudah baikan
      03 Januari jam 19:47 ·
    • Cak Endik Alhamdulillah kalau sudah baikan..
      03 Januari jam 20:08 ·
    • Bambang Soedartho Aku pribadi turut prihatin atas kejadian yg menimpa sahabat kita Supandi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat berupa kesembuhanpadanya. Disamping itu saya angkat topi dan salut pd sahabat kita Cak Sabar yg telah memberi Informasi pd teman2 dan sebagai guide bg teman2. Semoga apa yg tlh dilakukan mendapat balasan yg setimpal dr Allah SWT. Amin. Terakhir buat sobat Andries van Jalang catatannya sangat berbobot dan informatif. Good Job.
      03 Januari jam 21:01 melalui Facebook Seluler ·
    • Pungky Kusuma good job son, let's always pray for pandi's health recovery and progress...
      03 Januari jam 22:26 ·
    • Ahmad Nur Sifa Al-Kedurusi
      Kamus Bahasa Jawa Populer Wetanan (KBJPW)
      - Ndlomong : (posisi fisik mata melebar) Tertegun setelah menyaksikan peristiwa yang aneh/mengherankan/belum pernah ditemui seumur hidupnya, misalnya Mike Tyson makan telinga mentah mentah Holyfield ...diatas panggung tinju.
      - Mlongo : (Posisi fisik mulut terbuka) Tertegun setelah menyaksikan peristiwa yang mengherankan, misalnya serangan teroris 11/9
      - Geleng-geleng : posisi kepala yang menoleh pelan kanan-kiri tak percaya menyaksikan peristiwa yang terjadi barusan, misalnya Iie Sumirat mengalahkan Sven Prie setelah ketinggalan 1-14
      - Cekcek : (posisi lidah pada rongga pada mulut) pernyataan kagum pada kehebatan peristiwa yang baru dilihatnya
      Lihat Selengkapnya
      04 Januari jam 11:20 ·
    • Yahya Suliyanto Alhamdulillah ya ALLAH....... trus semangat ndi.
      05 Januari jam 14:47 ·
    • Derny Irmawati salut buat son.......
      05 Januari jam 18:52 ·
    • Baiq Wardhani Thanks Sonny untuk update kondisi Cak Pand. Hope he gets well soon.
      06 Januari jam 7:55 ·
http://www.facebook.com/profile.php?id=1015995304

Sabtu, 11 September 2010

Selamat Lebaran 1431 H


Segenap Alumni SMP Negeri 6 Surabaya Tahun 1978/1979 beserta Perkumpulan PANDU UTOMO mengucapkan " Selamat Lebaran 1431 H "

Taqabalallahu minna wa minkum
shiyamana wa siyamakum

Saatnya kembali bersuci diri….
Tinggalkan segala keduniawian
Untuk bersujud khusyu’ di atas sajadah
Bertakbir memuji sang Khalik
Bersihkan hati yang mulai berdebu
Tentramkan jiwa yang lelah
untuk mema’afkan dan memohon ampunan

Karena Tiada Kata Seindah Dzikir..
Tiada Bulan Seindah Ramadhan
Izinkan Tangan Bertangkup Mohon Maaf
Tuk Lisan Yang Tak Terjaga
Janji Yang Terabaikan
Hati Yang Berprasangka
Semua Sikap Yang Pernah Menyakitkan
Mohon Maaf Lahir Dan Bathin


Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,
harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang tulisan ini.
Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,
Sebelum pintu tobat tertutup
saya mohon maaf lahir dan bathin….
Taqqobalallahu Minna Waminkum, Taqobal Ya Karim,
Allaahumma baariklanaa fi Sya’ban wa ballighnaa Ramadhan
Ya Rabb, berkahi kami pada bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan,
Amiin.

SELAMAT IDUL FITHRI 1431H
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN

salam,

Rabu, 31 Maret 2010

Innalillahi wa Innaillahi Rojiun .... ( Drs.Mat Solikin )


Innalillahi wa Innaillahi Rojiun , Segenap Pengurus dan Anggota Perkumpulan PANDU UTOMO mengucapkan dan turut berbela sungkawa atas meninggalnya ayahhanda ( Drs.MUSTAKIM ) dari teman kita Drs.Rachmad Sabar Tjahyono ,pada tanggal 30 Maret 2010 karena sakit , semoga amal bhaktinya semasa hidupnya diterima dan diampuni segala dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan . Amien

Minggu, 14 Februari 2010

Buletin Pandu Utomo ( Cak Sabar & Sony )





Kawan…..Sebenarnya ada media komunikasi diantara kita alumni yang berbentuk cetak yaitu Bulletin Pandu Utomo yang telah lounching pada pertemuan arisan pertama. Dan isinya antara lain tentang kegiatan alumni, kegiatan sosial, kabar duka, kabar gembira, tentang profile teman yang “berhasil atau sukses”, dan tentang kabar alumni dan keluarganya.

Tidak semua alumni mendapatkan Bulletin ini, apalagi yang luar kota, dikarenakan terbatasnya oplah, dan pendistribusian, juga karena pendanaannya.
Oleh karena itu saya (gipok gipoke) selaku pimred bulletin akan menyampaikan dalam bentuk elektronik , utamanya untuk yang facebooker.

Dan dalam edisi kedua ini, isinya antara lain tentang Pandu Utomo yang (akan) berbadan hukum, tentang profile teman yang berhasil, tentang kabar duka, dan tentang Wiwik Chrisnani, Sri Rejeki, kenapa Wiwik ?, kawan …tidak semua anggota Pandu Utomo adalah facebooker, jadi apa yang ditulis Sonny di FB kita jadikan cetak, agar bisa dibaca teman yang yang tidak efbean.

Begitu juga sebaliknya, alumni yang belum membaca cetaknya bisa menikmati elektroniknya. Dan yang pertama kita mulai dari kabar duka.


In Memoriam
Dyah yang Saya Kenal

Diah saat acara halalbihalal di Agis Resto.
ADA dua Dyah di kelas 3F tahun 1979 itu, yang keduanya saya kenal betul. Yang pertama Dhiah Prahmani Susetiati yang sekarang jadi Ny Sabar (ini nama lho bukan julukan, sebab lengkapnya Ny Rachmad Sabar Tjahyono) dan yang kedua Dyah Andriani yang suaminya tidak saya kenal karena bukan teman satu sekolah dan pernah sekali bertemu.

Walaupun sama-sama Dyah, keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda, bahkan bertolak belakang. Yang pertama yang lebih kita kenal dengan panggilan Susi sifatnya ekstrofet (terbuka), ceria, suka kumpul dan mengumpulkan teman di rumahnya(dulu).

Kalau Dyah yang kedua ini introfet (tertututp) dan pemalu, yang kalau bicara suaranya pelan, kepala menunduk menghindari tatapan mata lawan bicaranya. Tapi kita bisa terkecoh dengan penampilan Dyah Andriani karena setelah kenal dekat, ia banyak omongnya juga.

Bukti lain kalau Dyah Andriani ternyata gaul adalah kehadirannya disetiap acara alumni sekolah kita. Undang saja, maka Dyah akan hadir, kecuali ada acara yang sangat penting dia tidak bisa hadir. Dalam acara pra reuni baik itu dirumah Titik Retno atau dirumah Debby, dia selalu hadir meskipun kapasitasnya hanya penggembira, Itu semua tidak menghalangi keinginan Dyah untuk bertemu kawan-kawan lamanya. Di kedua kesempatan itu saya berbicara banyak dengan Dyah, dan dia menjawab semua pertanyaan saya dengan mata berbinar-binar. Saya Tanya dimana dia tinggal, anaknya berapa, apa pekerjaannya Dan Dyah menanyakan hal yang sama kepada saya. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun kalau Dyah sedang sakit, apalagi mengidap kanker, penyakit yang sangat mengerikan itu.
Bahkan Dyah juga sempat kerumah saya sekedar kepingin minta fotonya reuni.

Hingga suatu saat, Saya mem-posting foto dan cerita Dyah yang sedang duduk tertidur(karena tidak bias tidur terlentang) di tempat tidur rumah sakit di Gresik karena menderita kanker kelenjar getah bening stadium 4. Saat itu Saya,Titik dan suami,Apriani,Susi,Derni dan Debby dan suami tengah membesuk Dyah. Dan mengilustrasikan kondisinya dalam tempo 2 bulan telah berubah total dari Dyah yang sehat menjadi Dyah yang sakit luar biasa. Hari jum’at 5 hari setelah besuk pertama, Saya bezuk lagi dengan Hedy, Andam,Ferdinan,Trimurtiningsih dan Emmy, yang pertama memberi informasi.

Pada saat itu kondisinya sudah jauh menurun, dari yang hanya tangan kanan membengkak dan banyak benjolan disekitar maaf payudara, kini malah sudah pecah dan agak berbau. Bahkan berkomunikasipun sulit, tapi saya berusaha membesarkan hatinya, bahkan mengajak untuk datang lagi di halal bihalal yang tinggal dua bulan lagi.

Saya sangat terkejut, karena tidak pernah menduga sebelumnya. Kepada kawan-kawan, melalui milis yang mulai ramai membicarakan penyakit Dyah saya mengusulkan agar kita berbuat sesuatu, meringankan beban dengan mengumpulkan sumbangan, memberi informasi pengobatan alternatif, karena ternyata dokter sudah angkat tangan, dan meminta teman-teman yang sekarang menjadi dokter memberi informasi tentang riset pengobatan kanker terbaru.
Semuanya menyambut usulan tersebut, kecuali point terakhir.
Tapi upaya tersebut terlambat, dan hanya dalam tempo 4 bulan setelah diketahui penyakitnya, Dyah Andriani pergi meninggalkan kita semua untuk selamanya,
Dyah Andriani meninggalkan seorang suami dan empat orang anak, yang terkecil kelas dua SMP. Seperti sikapnya yang pendiam, Dyah pergi dengan diam pula, tidak ingin merepotkan teman teman lamanya. Karena tidak ingin teman lamanya sedih.


Dyah Andriani kini telah damai dalam pelukan sang pencipta, sementara kita masih dalam antrian tanpa tahu kapan giliran kita tiba.

Untung yang pendiam.
Belum genap tujuh harinya,kita dikejutkan telpon dari Cak Endy Jakarta, jam 09.00 pagi, bahwa teman kita Ir Untung Dwi Margono MBA, menyusul meninggalkan kita tanpa sakit, dijakarta. Untung atau Gogon begitu panggilannya, adalah teman yang tidak banyak omong dan tidak neko neko, rumahnya di ngagel tama tengah sering saya lewati kalau saya bermain kerumah Dhiah Prahmani.

Untung Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Dan diantara teman kita itu, berita duka juga kita terima dari Bekasi Ibunda Syaiful Wahman meninggal dunia.

Jadi dalam satu minggu kita kehilangan orang2 yang kita cintai dan mencintai kita, mengasihi kita, kawanku selamat jalan semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan amiin. (bar&son)

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

Dengan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur untuk tetap menjaga hubungan silahturahmi seperti ketika dalam kebersaan selama 3,5 tahun si SMP Negeri 6 Surabaya di rentang tahun 1978-1979. Kini kita di tahun 2008 ini kita telah genap berpisah kurang lebih 30 tahun lamanya, hal ini menjadi alasan utama mengapa Reuni SMP Negeri 6 Surabaya Lulusan Tahun 1978-1979 harus diselenggarakan

Dalam tahapan kehidupan yang telah kita lalui, tentunya telah banyak pengalaman pahit,manis kihidupan kita rasakan, salah satunya adalah tempaan fisik,dan mental spiritual dai SMP Negeri 6 Surabaya yang menjadikan pondasi bagi perjalanan hidup kita hingga kini. Namun kini diantara kita tentunya hanya mengenal sebagian kecil dari teman-temanlema semasa Sekolah kita dengan baik sesuai keragaman kondisi sosial budaya dan ekonomisaat ini. Latar belakang tersebut diatas sangatlah mengusik keingin tahuan kita dan tentunya sangat menggoda potensi yang kita miliki untuk saling berbagi untuk menuju kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.Kita berharap memontum reuni ini akan menciptakan suasana yang konduksif bagi semua hasrat positif kita.

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

1. Kehadatangan teman-teman ke ajang reuni
adalah
prioritas utama kami
2.Temukan obat bagi kerinduan berjumpa
dengan Guru-guru dan teman-teman lama kita
3. Kemenangan lain akan menanti kita bila kita
dapat berhimpun menjadi menjadi kekuatan
yang lebih besar

Akhirnya kata kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasi teman-teman semua khususnya segenap anggota panitia dan para donatur . Semoga Reuni ini terselenggara dengan baik.


Ketua Panitia

Ir. Trine Luciano

Kontributor

Selamat Datang di blog resmi Ikatan Alumni SMP Negeri 6 Surabaya Kelas Paralel 1978-1979

Baca dan temukan kenangan dengan teman lama anda

Arsip Blog