Rabu, 12 Januari 2011

supandi

Supandi dan Amnesia yang Dialaminya

oleh Son Andries pada 03 Januari 2011 jam 17:50
Di kamar kos di Surabaya.

BAYANGKAN kita tiba-tiba terbangun di suatu tempat yang orang-orangnya tidak kita kenal. Banyak orang lalu-lalang di sekitar kita, besar-kecil, tua-muda, laki-laki dan perempuan, tapi tak ada satupun yang kita kenal dan (dalam pikiran kita) mereka pun tidak mengenal kita. Sesekali mereka mengajak kita bersalaman, bicara ini-itu, menceritakan kisah yang tidak masuk akal sebab kita tidak memiliki memori tentang kisah-kisah itu. Dalam kondisi seperti ini siapapun akan merasa sangat kesepian, terasing, dan -boleh jadi- ketakutan.

Saya membayangkan seperti itulah yang dialami kawan kita, Supandi Hariyanto, sekitar awal bulan Desember 2010. Saya tidak tahu persis bagaimana awal-mula kejadiannya, saya cuma mendengar cerita itu dari Sabar. Menurut Sabar, Pandi saat ini berada di rumah sakit di Bangkalan Madura karena stroke. Mendengar kata stroke, imajinasi saya langsung mengarah pada penyumbatan pembuluh darah otak yang bisa membuat penderitanya lumpuh kaki, lengan, separuh wajah/badan, bahkan meninggal dunia jika tidak cepat ditolong.

Untungnya cerita itu salah, Pandi bukan terkena stroke tetapi kehilangan sebagian memorinya atau amnesia. Pandi bahkan, secara fisik kondisinya lumayan bagus. Toh amnesia itu tetap suatu yang sangat mengkhawatirkan, karena Pandi bahkan tidak ingat pada anak, istri, dan teman-temannya.

Sebenarnya amnesia ini kejadian yang lumrah pada kasus trauma kepala. Misalnya pada orang yang mengalami kecelakaan, mereka sering lupa bagaimana persisnya kejadian yang dialaminya. Tapi amnesia jenis ini hanya terjadi pada memori jangke pendek, artinya hanya memori seputar terjadinya kecelakaan yang hilang, sementara memori jangka panjang tetap utuh, misalnya siapa namanya, di mana rumahnya, siapa nama istrinya, dst.

Memori jangka panjang bisa hilang/tidak utuh jika trauma yang dialami sangat berat. Pada kasus ini sebagian memori memang masih ada, tetapi penderita tidak bisa menghubungkan antara kejadian yang satu dengan kejadian lain. Karena itu biasanya omongan mereka ngelantur. Saya tahu masalah ini karena teman saya mengalami trauma berat seperti itu.

Kembali ke cerita tentang Supandi. Belakangan saya tahu dari Pandi sendiri bahwa ia bukan (belum) terkana stroke, tetapi tekanan darahnya mendadak naik sangat tinggi, diikuti dengan migraine dan vertigo. Menurut dokter, rangkaian kejadian itulah yang membuat memorinya hilang sementara, tapi Pandi masih beruntung. Dan lebih beruntung lagi karena amnesia itu hanya berlangsung sementara, sekitar satu minggu.

Pada saat Sabar datang ke rumah Pandi untuk pertama kalinya tanggal 18 Desember lalu, amnesia itu masih ada. Jadi Pandi tidak bisa mengenali Sabar yang datang berombongan bersama Susi, Edi Agus, Anik, dan Ani. Saat itu karena kondisinya mmasih belum baik, istri Pandi yang banyak bercertita kepada mereka. (Sabar sudah menceritakan sendiri pertemuannya itu lengkap dengan fotonya)

Seminggu kemudian, tepatnya tanggal 24 Desember, Sabar, kali ini bersama Heri Kustono dan keluarga, kembali datang ke rumah Pandi. Saat itu ingatan Pandi sudah kembali sehingga bisa mengenali mereka dan bercerita seputar penyakitnya.

Ke Surabaya

Tanggal 28, giliran saya yang mengajak Sabar menengok Pandi. Mumpung sedang di Surabaya pikir saya. Saya kira itu juga yang dipikirkan Heri yang sudah lama tinggal di Bandung. Saya dan Sabar berangkat bersama Kakung dan Yoyok. Yoyok adalah teman saya, Kakung, dan Pandi sewaktu kami di SMAN 4 dulu. Sabar sendiri –tanpa ada yang mengangkat- menjadi penunjuk jalan ke rumah Pandi di Bangkalan yang memang susah dicapai jika tidak pernah ke sana.

Di depan rumah Pandi di Bangkalan.
Pukul 12.30 kami sudah melaju di atas jembatan Suramadu, dan sampai di rumah Pandi pukul 13.00. Sial.. tenyata Pandi tidak ada di rumah, kami cuma di temui Deni putra ke-2 Pandi, sementara Akbar putera pertamanya sedang tidur di dalam. Menurut Deni, Bapaknya kemarin bersama ibu dan adiknya yang paling kecil (Pandi memilik 3 anak laki-laki) pergi ke Surabaya. Di depan rumahnya di Bangkalan, kami cuma bisa bertelepon dengan Pandi dan istrinya di Surabaya.

Baru besok siangnya, tanggal 29 Desember, saya bisa bertemu dengan Pandi. Saya kali ini bersama Sabar dan Agres, sementara Yoyok dan Kakung tidak ikut. Yoyok harus kembali ke Malang untuk bekerja, sedangkan Kakung waktu di telefon di rumahnya, pergi entah kemana.

Kami bertemu Pandi di tepmat kos istrinya di daerah Pakis Gunung Surabaya. Rupanya selama di Surabaya, Pandi tinggal di tempat kos istrinya. Istri Pandi sendiri bekerja di Surabaya sejak dua bulan yang lalu, sehingga mesti bolak-balik Bangkalan-Surabaya. Setelah bertanya beberapa kali sampailah kami di tempat tinggal Pandi.

Saat itulah baru saya melihat kondisi Pandi dengan mata kepala sendiri. Terus terang saya lega, karena kondisi fisik Pandi jauh lebih baik dari yang saya bayangkan sebelumnya. Bahkan Pandi sendiri yang menjemput kami di pinggir jalan. Tubuhnya memang kurus tapi selebihnya dia tetap seperti Pandi yang terakhir kami kenal. Kami terkahir bertemu pandi pada halal-bihalal di Hotel Sahid Surabaya sekitar Lebaran tahun lalu.

Saya, Agres, dan Sabar diajak ke dalam kamar kos yang ukurannya kecil saja tapi sangat bersih. Ada rice cooker, dispenser air dan televisi kecil (saja jadi ingat kamar kos saya sendiri di Jakarta). Foto istri Pandi seukuran kartu pos tergantung di dinding di bawah tulisan kaligrafi.

Di sanalah kami berbicara, sebagian besar tentang penyakit yang dialaminya dan urusan pekerjaannya di Dinas Perindustrian. Pandi ditemani anaknya yang terkecil karena istrinya telah berangkat kerja waktu kami datang. Menurut Pandi, setiap hari istrinya berangkat bekerja pukul 13.00 dan pulang pukul 21.00.

Istrinya sengaja mengajak Pandi ke Surabaya untuk kontrol di RSAL (Rumah Sakit Angkatan Laut). Jika hasil pemeriksaan laboratorium baik, artinya tidak ada sesuatu yang mengkhawatirkan, Pandi akan kembali ke Bangkalan esok hari. Pandi berangkat ke Surabaya Hari Senin, dan kami datang ke tampat kosnya hari Rabu. Hari Kamis rencananya Pandi balik ke Bangkalan.

Sekitar pukul 14.30, setelah sejam bertemu kami pemit pulang. Sejak saat itu hingga sekarang kami tidak tahu lagi bagaimana perkembangan kesehatan Pandi, mudah-mudahan ia makin sehat dan menjalani semua nasihat dokter dengan disiplin. Mau gimana lagi coba? (son andries)

· · Bagikan

    • Yoyok Triwibowo Semoga supandi cepet sehat kembali...
      03 Januari jam 18:05 ·
    • Arif Er Rachman kecele aku... sampai kalimat akhir aku gak ketemu GIGI nya ha ha ha... kupikir manager, kru, sopir atau apa GiGi gitu...
      03 Januari jam 18:14 ·
    • Son Andries ‎@SUkab: iki konco SMP/SMA kab.
      Gimana kabar Ning? Sdh punya anak brp? 3?
      03 Januari jam 18:15 ·
    • Arif Er Rachman ‎3? emang setiap bulan beranak...?
      03 Januari jam 18:16 ·
    • Anick Mandalawati Semoga cpt sembuh Pandi dan dpt beraktivitas lg........ Cak Pandi ojo lali rokok e di STOP !!!
      03 Januari jam 18:24 melalui Facebook Seluler · · 1 orangMemuat...
    • Suharijanto Hari wah critone iso runtut, koyo moco novel... syukur alhamdulillah kalo sudah baikan
      03 Januari jam 19:47 ·
    • Cak Endik Alhamdulillah kalau sudah baikan..
      03 Januari jam 20:08 ·
    • Bambang Soedartho Aku pribadi turut prihatin atas kejadian yg menimpa sahabat kita Supandi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat berupa kesembuhanpadanya. Disamping itu saya angkat topi dan salut pd sahabat kita Cak Sabar yg telah memberi Informasi pd teman2 dan sebagai guide bg teman2. Semoga apa yg tlh dilakukan mendapat balasan yg setimpal dr Allah SWT. Amin. Terakhir buat sobat Andries van Jalang catatannya sangat berbobot dan informatif. Good Job.
      03 Januari jam 21:01 melalui Facebook Seluler ·
    • Pungky Kusuma good job son, let's always pray for pandi's health recovery and progress...
      03 Januari jam 22:26 ·
    • Ahmad Nur Sifa Al-Kedurusi
      Kamus Bahasa Jawa Populer Wetanan (KBJPW)
      - Ndlomong : (posisi fisik mata melebar) Tertegun setelah menyaksikan peristiwa yang aneh/mengherankan/belum pernah ditemui seumur hidupnya, misalnya Mike Tyson makan telinga mentah mentah Holyfield ...diatas panggung tinju.
      - Mlongo : (Posisi fisik mulut terbuka) Tertegun setelah menyaksikan peristiwa yang mengherankan, misalnya serangan teroris 11/9
      - Geleng-geleng : posisi kepala yang menoleh pelan kanan-kiri tak percaya menyaksikan peristiwa yang terjadi barusan, misalnya Iie Sumirat mengalahkan Sven Prie setelah ketinggalan 1-14
      - Cekcek : (posisi lidah pada rongga pada mulut) pernyataan kagum pada kehebatan peristiwa yang baru dilihatnya
      Lihat Selengkapnya
      04 Januari jam 11:20 ·
    • Yahya Suliyanto Alhamdulillah ya ALLAH....... trus semangat ndi.
      05 Januari jam 14:47 ·
    • Derny Irmawati salut buat son.......
      05 Januari jam 18:52 ·
    • Baiq Wardhani Thanks Sonny untuk update kondisi Cak Pand. Hope he gets well soon.
      06 Januari jam 7:55 ·

Tidak ada komentar:

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

Dengan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur untuk tetap menjaga hubungan silahturahmi seperti ketika dalam kebersaan selama 3,5 tahun si SMP Negeri 6 Surabaya di rentang tahun 1978-1979. Kini kita di tahun 2008 ini kita telah genap berpisah kurang lebih 30 tahun lamanya, hal ini menjadi alasan utama mengapa Reuni SMP Negeri 6 Surabaya Lulusan Tahun 1978-1979 harus diselenggarakan

Dalam tahapan kehidupan yang telah kita lalui, tentunya telah banyak pengalaman pahit,manis kihidupan kita rasakan, salah satunya adalah tempaan fisik,dan mental spiritual dai SMP Negeri 6 Surabaya yang menjadikan pondasi bagi perjalanan hidup kita hingga kini. Namun kini diantara kita tentunya hanya mengenal sebagian kecil dari teman-temanlema semasa Sekolah kita dengan baik sesuai keragaman kondisi sosial budaya dan ekonomisaat ini. Latar belakang tersebut diatas sangatlah mengusik keingin tahuan kita dan tentunya sangat menggoda potensi yang kita miliki untuk saling berbagi untuk menuju kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.Kita berharap memontum reuni ini akan menciptakan suasana yang konduksif bagi semua hasrat positif kita.

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

1. Kehadatangan teman-teman ke ajang reuni
adalah
prioritas utama kami
2.Temukan obat bagi kerinduan berjumpa
dengan Guru-guru dan teman-teman lama kita
3. Kemenangan lain akan menanti kita bila kita
dapat berhimpun menjadi menjadi kekuatan
yang lebih besar

Akhirnya kata kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasi teman-teman semua khususnya segenap anggota panitia dan para donatur . Semoga Reuni ini terselenggara dengan baik.


Ketua Panitia

Ir. Trine Luciano

Kontributor

Selamat Datang di blog resmi Ikatan Alumni SMP Negeri 6 Surabaya Kelas Paralel 1978-1979

Baca dan temukan kenangan dengan teman lama anda

Arsip Blog