Minggu, 14 Februari 2010

Buletin Pandu Utomo ( Cak Sabar & Sony )





Kawan…..Sebenarnya ada media komunikasi diantara kita alumni yang berbentuk cetak yaitu Bulletin Pandu Utomo yang telah lounching pada pertemuan arisan pertama. Dan isinya antara lain tentang kegiatan alumni, kegiatan sosial, kabar duka, kabar gembira, tentang profile teman yang “berhasil atau sukses”, dan tentang kabar alumni dan keluarganya.

Tidak semua alumni mendapatkan Bulletin ini, apalagi yang luar kota, dikarenakan terbatasnya oplah, dan pendistribusian, juga karena pendanaannya.
Oleh karena itu saya (gipok gipoke) selaku pimred bulletin akan menyampaikan dalam bentuk elektronik , utamanya untuk yang facebooker.

Dan dalam edisi kedua ini, isinya antara lain tentang Pandu Utomo yang (akan) berbadan hukum, tentang profile teman yang berhasil, tentang kabar duka, dan tentang Wiwik Chrisnani, Sri Rejeki, kenapa Wiwik ?, kawan …tidak semua anggota Pandu Utomo adalah facebooker, jadi apa yang ditulis Sonny di FB kita jadikan cetak, agar bisa dibaca teman yang yang tidak efbean.

Begitu juga sebaliknya, alumni yang belum membaca cetaknya bisa menikmati elektroniknya. Dan yang pertama kita mulai dari kabar duka.


In Memoriam
Dyah yang Saya Kenal

Diah saat acara halalbihalal di Agis Resto.
ADA dua Dyah di kelas 3F tahun 1979 itu, yang keduanya saya kenal betul. Yang pertama Dhiah Prahmani Susetiati yang sekarang jadi Ny Sabar (ini nama lho bukan julukan, sebab lengkapnya Ny Rachmad Sabar Tjahyono) dan yang kedua Dyah Andriani yang suaminya tidak saya kenal karena bukan teman satu sekolah dan pernah sekali bertemu.

Walaupun sama-sama Dyah, keduanya memiliki sifat yang sangat berbeda, bahkan bertolak belakang. Yang pertama yang lebih kita kenal dengan panggilan Susi sifatnya ekstrofet (terbuka), ceria, suka kumpul dan mengumpulkan teman di rumahnya(dulu).

Kalau Dyah yang kedua ini introfet (tertututp) dan pemalu, yang kalau bicara suaranya pelan, kepala menunduk menghindari tatapan mata lawan bicaranya. Tapi kita bisa terkecoh dengan penampilan Dyah Andriani karena setelah kenal dekat, ia banyak omongnya juga.

Bukti lain kalau Dyah Andriani ternyata gaul adalah kehadirannya disetiap acara alumni sekolah kita. Undang saja, maka Dyah akan hadir, kecuali ada acara yang sangat penting dia tidak bisa hadir. Dalam acara pra reuni baik itu dirumah Titik Retno atau dirumah Debby, dia selalu hadir meskipun kapasitasnya hanya penggembira, Itu semua tidak menghalangi keinginan Dyah untuk bertemu kawan-kawan lamanya. Di kedua kesempatan itu saya berbicara banyak dengan Dyah, dan dia menjawab semua pertanyaan saya dengan mata berbinar-binar. Saya Tanya dimana dia tinggal, anaknya berapa, apa pekerjaannya Dan Dyah menanyakan hal yang sama kepada saya. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun kalau Dyah sedang sakit, apalagi mengidap kanker, penyakit yang sangat mengerikan itu.
Bahkan Dyah juga sempat kerumah saya sekedar kepingin minta fotonya reuni.

Hingga suatu saat, Saya mem-posting foto dan cerita Dyah yang sedang duduk tertidur(karena tidak bias tidur terlentang) di tempat tidur rumah sakit di Gresik karena menderita kanker kelenjar getah bening stadium 4. Saat itu Saya,Titik dan suami,Apriani,Susi,Derni dan Debby dan suami tengah membesuk Dyah. Dan mengilustrasikan kondisinya dalam tempo 2 bulan telah berubah total dari Dyah yang sehat menjadi Dyah yang sakit luar biasa. Hari jum’at 5 hari setelah besuk pertama, Saya bezuk lagi dengan Hedy, Andam,Ferdinan,Trimurtiningsih dan Emmy, yang pertama memberi informasi.

Pada saat itu kondisinya sudah jauh menurun, dari yang hanya tangan kanan membengkak dan banyak benjolan disekitar maaf payudara, kini malah sudah pecah dan agak berbau. Bahkan berkomunikasipun sulit, tapi saya berusaha membesarkan hatinya, bahkan mengajak untuk datang lagi di halal bihalal yang tinggal dua bulan lagi.

Saya sangat terkejut, karena tidak pernah menduga sebelumnya. Kepada kawan-kawan, melalui milis yang mulai ramai membicarakan penyakit Dyah saya mengusulkan agar kita berbuat sesuatu, meringankan beban dengan mengumpulkan sumbangan, memberi informasi pengobatan alternatif, karena ternyata dokter sudah angkat tangan, dan meminta teman-teman yang sekarang menjadi dokter memberi informasi tentang riset pengobatan kanker terbaru.
Semuanya menyambut usulan tersebut, kecuali point terakhir.
Tapi upaya tersebut terlambat, dan hanya dalam tempo 4 bulan setelah diketahui penyakitnya, Dyah Andriani pergi meninggalkan kita semua untuk selamanya,
Dyah Andriani meninggalkan seorang suami dan empat orang anak, yang terkecil kelas dua SMP. Seperti sikapnya yang pendiam, Dyah pergi dengan diam pula, tidak ingin merepotkan teman teman lamanya. Karena tidak ingin teman lamanya sedih.


Dyah Andriani kini telah damai dalam pelukan sang pencipta, sementara kita masih dalam antrian tanpa tahu kapan giliran kita tiba.

Untung yang pendiam.
Belum genap tujuh harinya,kita dikejutkan telpon dari Cak Endy Jakarta, jam 09.00 pagi, bahwa teman kita Ir Untung Dwi Margono MBA, menyusul meninggalkan kita tanpa sakit, dijakarta. Untung atau Gogon begitu panggilannya, adalah teman yang tidak banyak omong dan tidak neko neko, rumahnya di ngagel tama tengah sering saya lewati kalau saya bermain kerumah Dhiah Prahmani.

Untung Meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil. Dan diantara teman kita itu, berita duka juga kita terima dari Bekasi Ibunda Syaiful Wahman meninggal dunia.

Jadi dalam satu minggu kita kehilangan orang2 yang kita cintai dan mencintai kita, mengasihi kita, kawanku selamat jalan semoga amal ibadahmu diterima disisi Allah dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan amiin. (bar&son)

Tidak ada komentar:

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

Dengan rakhmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur untuk tetap menjaga hubungan silahturahmi seperti ketika dalam kebersaan selama 3,5 tahun si SMP Negeri 6 Surabaya di rentang tahun 1978-1979. Kini kita di tahun 2008 ini kita telah genap berpisah kurang lebih 30 tahun lamanya, hal ini menjadi alasan utama mengapa Reuni SMP Negeri 6 Surabaya Lulusan Tahun 1978-1979 harus diselenggarakan

Dalam tahapan kehidupan yang telah kita lalui, tentunya telah banyak pengalaman pahit,manis kihidupan kita rasakan, salah satunya adalah tempaan fisik,dan mental spiritual dai SMP Negeri 6 Surabaya yang menjadikan pondasi bagi perjalanan hidup kita hingga kini. Namun kini diantara kita tentunya hanya mengenal sebagian kecil dari teman-temanlema semasa Sekolah kita dengan baik sesuai keragaman kondisi sosial budaya dan ekonomisaat ini. Latar belakang tersebut diatas sangatlah mengusik keingin tahuan kita dan tentunya sangat menggoda potensi yang kita miliki untuk saling berbagi untuk menuju kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang.Kita berharap memontum reuni ini akan menciptakan suasana yang konduksif bagi semua hasrat positif kita.

DATANGLAH - BERNOSTALGIALAH & RAIH KEMENANGNAN

1. Kehadatangan teman-teman ke ajang reuni
adalah
prioritas utama kami
2.Temukan obat bagi kerinduan berjumpa
dengan Guru-guru dan teman-teman lama kita
3. Kemenangan lain akan menanti kita bila kita
dapat berhimpun menjadi menjadi kekuatan
yang lebih besar

Akhirnya kata kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasi teman-teman semua khususnya segenap anggota panitia dan para donatur . Semoga Reuni ini terselenggara dengan baik.


Ketua Panitia

Ir. Trine Luciano

Kontributor

Selamat Datang di blog resmi Ikatan Alumni SMP Negeri 6 Surabaya Kelas Paralel 1978-1979

Baca dan temukan kenangan dengan teman lama anda

Arsip Blog